Pages

Pages

Pages

Rabu, 17 Juli 2013

Pemegang Estafet Tonggak Perubahan Bangsa



Ir. Soekarno, presiden pertama bangsa ini pernah berkata,“Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, satu orang pemuda mampu merenggut dunia”. Kiranya, ungkapan yang keluar dari mulut seorang karismatik ini dapatlah kita artikan sebagai ruh perjuangan bangsa Indonesia.
Sampai kapan pun perjuangan pemuda Indonesia jangan pernah berakhir. Sepatutnya, pemuda menjadi  tombak generasi penerus bangsa yang selalu diliputi mimpi-mimpi besar menuju titik peradaban yang tinggi. Rasa optimisme yang dilontarkan Ir. Soekarno memberikan secercah harapan baru bagi bangsa Indonesia agar senantiasa menegakkan keadilan sosial dalam dimensi kebhinekaan bangsa.
Sampai saat ini, pemuda (mahasiswa) selalu disebut-sebut sebagai pelopor perubahan, perubahan sistem, perubahan kehidupan yang berasal dari keterpurukan menuju kehidupan bangsa yang lebih baik. Dalam hal ini, mahasiswa sudah menunjukkan perannya dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928, Proklamasi (1945), Orde Baru (1966), Reformasi (1998). Semua momen ini merupakan bukti kekuatan para pemuda Indonesia, yaitu mahasiswa sebagai tonggak perubahan kehidupan bangsa.
Bagaimana pun, Sumpah Pemuda menjadi bukti torehan sejarah para pemuda bangsa untuk menyamakan pandangan akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam meluluhlantahkan penjajahan di atas bumi pertiwi. Dalam sejarah bangsa kita tercatat, para pemuda bangsa yang berasal dari beragam latar belakang yang berbeda, bersatu melaksanakan kongres pemuda dengan satu tujuan bersama, yakni mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Melalui tangan-tangan para pemuda, Indonesia diakui sebagai negara yang berdaulat.
Refleksi pada sejarah ini menjadi awal perubahan bangsa dari ketertindasan, pembodohan, dan ketidakadilan. Hal yang seharusnya kita lakukan saat ini ialah terus berjuang menuju restorasi bangsa dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa menuju pembebasan dari ketertindasan dan ketidakadilan para pemangku pemerintahan ini.
Bagi bangsa Indonesia masa kini, semangat perjuangan para pemuda terdahulu benar-benar harus disadari sebagai wujud perjuangan para pemuda dalam mengejawantahkan intelektualitasnya menuju pembebasan dan keadilan sosial. Jangan sampai perburuan intelektual itu, semata hanya didasari kepentingan personal dan cenderung melupakan kehidupan sosial.
Hal ini dapat terjadi atas dasar kesamaan visi para pemuda bangsa yang ingin mengesampingkan egoisme golongan demi perubahan bangsa ini. Kalau saja dulu para pemuda tidak bersepakat membentuk wadah perjuangan pemuda yang sama, mustahil spirit kebersamaan akan terwujud di atas kebhinekaan bangsa ini. Kesepakatan tersebut terwujud sebagai manifestasi perjuangan pemuda untuk menegakkan dan membebaskan ketertindasan pribumi dari kaum penjajah yang semena-mena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar